Minimal 5 Jam Sehari
Jadi menjawab pertanyaan di awal, apakah bermain masih dibutuhkan oleh anak-anak SD, jawabannya amat dibutuhkan! Setelah melihat berbagai manfaat tadi, tentu kita setuju bila bermain juga merupakan ajang pembelajaran tentang banyak hal bagi buah hati. Dari kecerdasan, kreativitas, hingga kemandirian. Menurut Mayke, akan ada perbedaan antara anak yang mempunyai waktu bermain dengan anak yang tidak bermain.
Biasanya, anak yang tidak bermain, selain mengalami berbagai keluhan fisik, juga cenderung tidak mempunyai teman, cenderung tertutup, sering uring-uringan, mempunyai pola pikir kaku, dan susah beradaptasi dengan situasi baru. Pada 2010, selama 10 tahun Departemen Pendidikan di Amerika mengamati pola pendidikan. Setelah jam istirahat di sekolah diperpanjang 15 menit dan anak diperkenankan bermain bebas di luar ruang, hasilnya berdampak positif. Kemampuan fisik anak, konsentrasi, dan performa saat belajar justru meningkat.
Keluhan fisik yang dialami anak berkurang, perilaku agresif/mengganggu di kelas berkurang, motivasinya juga meningkat. Begitu pun dengan keterampilan sosial, seperti leadership, kerja sama, followership, dan prestasi anak meningkat. Terkait dengan itu, Departemen Pendidikan di Amerika pada 2012 menganjurkan untuk anak usia sekolah 7-12 tahun bisa mendapat lebih banyak jam istirahat di sekolah. “Paling tidak jam bermain untuk anak usia SD adalah sekitar 5 jam dalam sehari, baik bermain aktif maupun pasif,” tambah Vera.
Bermain Dalam Jadwal Harian Anak
Soal jenis permainan untuk anak SD ini tentunya sangat variatif. Bisa indoor maupun outdoor. Idealnya, keduanya harus seimbang karena masing-masing punya manfaat. Dari beberapa survei memang dalam berapa tahun terakhir ini ada kecenderungan anak bermain indoor. Salah satunya karena adanya kemajuan teknologi sehingga anak lebih tertarik bermain gadget.
Belum lagi berbagai alasan orangtua terutama soal keamanan anak bila bermain outdoor. Sementara bermain outdoor juga sangat dibutuhkan anak. Bermain bebas di luar ruangan merupakan bagian esensial dari perkembangan fisik, sosial, dan mental. Setelah beberapa lama anak duduk diam di dalam kelas, tubuh anak harus bergerak.
Dalam kegiatan bermain outdoor ini memberi kesempatan tubuh anak aktif bergerak, melibatkan sejumlah anak sehingga kesempatan bersosialisasi semakin terbuka. Tugas kita adalah memastikan kembali agenda bermain anak. Jika jadwal kegiatan anak sudah padat, jadwal ulang kegiatannya, terutama bermain di luar ruang. Bagaimanapun orangtua perlu memahami pentingnya bermain di usia ini. Karena lewat bermain anak akan memperoleh pengalaman dan keterampilanketerampilan baru. Semua ini tak mungkin terulang kembali.
Agar lebih memahami perilaku anak bisa para orangtua bisa menyimak situs atau portal parenting dan pendidikan untuk anak agar lebih memiliki wawasan yang luas.